Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsungfasilitas dan kapasitas produksi vaksin Covid 19 diPT Bio Farma, Bandung, Jawa Barat. Jika nantinya dalam tahap uji klinis tahap III ini tidak ada efek samping, maka produksi massal di dalam negeri akan dilakukan Bio Farma. Dalam kesempatan itu, Jokowi menyebut, Bio Farma mampu memproduksi hingga 250 juta vaksin.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam video yang diunggah di kanal YouTube KompasTV, Rabu (12/8/2020). "Sudah meningkat menjadi 250 juta vaksin. Artinya vaksin inilah yang nanti akan digunakan untuk vaksinasi di tanah air," kata Jokowi. Sementara itu, Jokowi mengatakan, pemerintah juga tengah mempersiapkan vaksin Covid 19 lokal.
Vaksin ini menjadi opsi lain dari vaksin yang tengah diproduksi oleh Bio Farma, yang bekerja sama dengan perusahaan asal Cina, Sinovac. "Kita telah tiga bulan ini mengembangkan vaksin sendiri dari isolat yang dikembangkan dari Covid 19 yang beredar di Indonesia," terang Presiden Jokowi. Ia pun berharap vaksin Covid 19 yang saat ini dikembangkan Indonesia dapat segera selesai.
Vaksin yang dinamai Merah Putih ini ditargetkan dapat rampung di pertengahan 2021. "Kita harapkan vaksin merah putih ini juga akan segera selesai dan diperkirakan ini akan bisa diselesaikan nanti di pertengahan tahun 2021," ujar Jokowi. Sebelumnya diberitakan, vaksin corona buatan Sinovac disuntikkan ke para relawan pada Selasa (11/8/2020).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan, uji kilinis ini melibatkan 1.620 relawan yang telah mendaftarkan diri sebelumnya. Bahkan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga telah mendaftarkan secara resmi menjadi relawan pengetesan vaksin corona. Erick Thohir menyebut, penyuntikanperdana tersebut disaksikan langsung oleh Presiden Jokowi dan Kepala BNPB Doni Monardo di Bandung, Jawa Barat.
“Saya dan Pak Doni bersama Pak Presiden menyaksikan (penyuntikan) vaksin perdana di Bandung,” ujar Erick, Senin (10/8/2020), dikutip dari . Erick mengatakan, pengujian vaksin corona ini merupakan percepatan yang seharusnya dilakukan pada September 2020. Artinya uji coba dilakukan tiga pekan lebih awal dari jadwal sebelumnya.
“Ini sudah lebih cepat, yang tadinya September kita bisa majukan tiga minggu. Ini perjuangan (dari) profesor dan para dokter, tentu Bio Farma juga,” kataErick Thohir. Ia menjelaskan, uji klinis tahap III ini dilakukan untuk memastikan agar tidak menimbulkan efek negatif. Sehingga keberhasilan yang diharapkan dari uji klinis ini akan menjadi acuan bagi pemerintah sebelum melakukan distribusi massal pada masyarakat.
“Ini penting, karena vaksin ini menentukan 1.620 (relawan) yang nantinya dicoba selama enam bulan tidak ada apa apa. Presiden akan menyaksikan langsung besok,” terangnya.