Sejumlah besar Jumbo Tanishi (siput murbai), siput eksotis yang memakan tumbuhan padi yang telah tumbuh, menyerang terutama di Jepang barat seperti Chiba, Shizuoka, dan wilayah lainnya. Diperkirakan disebabkan oleh pemanasan global dunia seperti musim dingin yang hangat, dan jika dibiarkan tanpa pengawasan, dapat menyebabkan kerusakan lebih luas lagi di Jepang timur. Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang berencana untuk membentuk dewan dengan partisipasi pejabat pemerintah daerah dari seluruh perfektur dalam sebulan mendatang untuk menyerukan penghapusan menyeluruh penghambat sawah tersebut.
Asal usul siput jumbo Tanishi adalah Amerika Latin, dengan panjang total sekitar 5 cm, yang lebih besar dari siput umum yang ada di Jepang. Ternyata apa yang dibawa untuk budidaya menjadi liar, yaitu jenis siput yang dulu banyak diimpor dari Taiwan lalu dimakan setelah dipotong dan dijadikan bentuk sate. Namun saat ini tidak ada permintaan untuk makanan siput.
Meskipun rentan terhadap dingin dan kebanyakan dari mereka mati sebelum akhir musim dingin, banyak yang selamat tahun ini karena musim dingin yang hangat. Telur siput jumbo Tanishi warna merah muda, ada yang menempel di tembok pagar sawah, namun ada yang menempel bergelantungan di daun padi yang menghijau. Menurut Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang, saat ini dari 31 perfektur yang memiliki siput murbai per 30 Juni 2020, di 11 perfektur termasuk parah saat ini seperti Chiba, Shizuoka, Kochi, dan Fukuoka memiliki lebih banyak wabah daripada biasanya.
Bahkan di Perfektur Chiba, jumlah sawah yang disurvei sekitar lima kali lipat kena wabah dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk mencegah kerusakan makanan, langkah langkah dasar adalah memasang jaring di sawah untuk mencegah invasi dan menghilangkan telur dan kerang dari sawah. Menghilangkan telur itu hanya lewat pekerjaan tangan, belum ada mesin yang melakukan dan cukup berat karena kekurangan tenaga kerja dengan sawah yang sangat luas di Jepang.
Kementerian Pertanian dan Perikanan siap untuk menginformasikan langkah langkah ini di dewan yang terbentuk nantinya. Selain itu Kementerian Pertanian dan Perikanan juga akan memberikan bantuan ke daerah daerah di mana sejumlah besar tanaman baru telah dihasilkan, seperti penyemprotan pestisida yang diperlukan untuk pemusnahan. "Jika menyebar di sekitar padi yang sudah menjadi beras, siap dipanen, kerusakan malah akan menjadi lebih serius. Penting untuk berbagi tindakan bahkan di daerah yang tidak terjadi," tambah sumber itu.