Inilah deretan fakta tewasnya pasangan suami istri atau pasutri di Bekasi. Pasutri ditemukan tewas di rumahnya, di Kampung Pedurenan, RT01/07, Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Jatiasih, Senin, (27/4/2020). Pasangan suami istri tersebut yakni Karyadi (55) dan Cristy Handayani (43).
Keduanya sempat terlibat cekcok di malam hari. Sang istri juga terdengar sempat nangis sembari berteriak teriak. Keduanya kemudian ditemukan dalam keadaan tak bernyawa pada keesokan harinya.
Penemuan jasad pasutri ini membuat heboh warga sekitar. Tetangga yang tinggal di dekat rumah korban sempat menaruh curiga sebelum menemukan jasad pasutri. Ia melihat pintu rumah korban setengah terbuka.
Saksi pun langsung berusaha memanggil penghuni rumah namun tidak ada respon. Hal itu semakin menambah kecurigaan tetangga. Ketua RT dan Linmas didampingi warga kemudian sama sama mengecek kondisi dalam rumah, mereka langsung dikagetkan dengan penemuan jasad sang istri yang tergeletak di atas lantai ruang tamu.
Selanjutnya, warga juga menemukan jasad sang suami juga tergelatak di atas lantai ruang dapur. Dari situ, ketua RT langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian dan jasad keduanya dievakuasi ke rumah sakit. Langgeng (22), warga yang tinggal persis di depan rumahpasutriKaryadi dan Cristy mengaku, sempat mendengar suara keributan di rumah tetangganya.
Suara itu terdengar cukup jelas di telinganya, dia masih ingat keributan antara suami dan istri tersebut terjadi malam hari, kira kira sehabis azan magrib berkumandang. "Habis magrib kira kira saya dengar suara ribut ribut, cuma waktu itu yang yang kedengaran cuma suara istrinya," kata Langgeng, Selasa, (28/4/2020). Langgeng dan warga sekitar yang bermukim tidak jauh dari kediamanpasutri, mengaku sudah biasa mendengar suara keributan.
Bahkan suara cekcok malam itu dianggap tidak ada beda dengan keributan keributan yang sudah pernah terjadi. Kalimat umpatan hingga kata kata cacian menjerumus kasar menurut Langgeng, sudah pasti terdengar dan keluar daru mulut sang istri. "Pas sorenya masih keliatan beli gorengan berdua, tapi pas magrib udah berisik banget, istrinya nangis teriak teriak kata kata kasar," ungkapnya.
Langgeng menambahkan, Sang suami selama ini ketika terdengar suara keributan lebih cenderung diam. "Kalau suaminya jarang kedengeran suaranya, dia kebanyakan diam aja, suaminya lebih tua sekitar 50an umurnya kalau istrinya sekitar 40an tahun," ujarnya. Meski kerap terdengar keributan, warga selama ini tidak pernah ada yang mengusik urusan rumah tanggapasutritersebut.
Langgeng menuturkan, taraf keributan antara pasangan suami istri itu, sejauh yang dia tahu memang sebatas cekcok tidak pernah ada keributan sampai melakukan kekerasan fisik. "Kalau ribut suara aja kedengeran, enggak ribut ribut sampai kedengeran piring pecah, warga sini mau nyamperin enggak enak (ketika mendengar keributan) karena itukan urusan rumah tangga orang, kecuali kalau ada yang minta tolong baru warag beranikan," tegas dia. Adapunpasutriyang ditemukan tewas tinggal di rumah tersebut berdua, mereka sejauh ini belum dikaruniai buah hati.
Sang istri diketahui masih aktif bekerja sebagai pengawai negeri sipil (PNS) dan sang suami, menurut keterangan tetangga sejak beberapa tahun terkahir sudah tidak bekerja. Penemuan jasad pasangan suami istri (pasutri) bernama Karyadi (55) dan Cristy Handayani (43) di rumahnya daerahJatiasih, KotaBekasi, Senin,(27/4/2020), sempat memunculkan tanda tanya besar apa penyebab kematiannya. Polisi melalui serangkaian pemeriksaan menyimpulkan, penyebab kematianpasutriini diduga akibat sang suami membekap istrinya menggunakan bantal usai cekcok besar yang terjadi.
Sedangkan penyebab kematian sang suami menurut kesimpulan polisi, ia diindikasi mengalami serangan jantung akibat kalap membekap sang istri. Adi Hardi ketua RT setempat mengatakan,pasutriKaryadi dan Cristy sudah hidup berumah tangga sekitar kurang lebih lima tahun lalu. "Kalau pak Karyadi tinggal di sini udah lama, dari masih bujangan, emang si bujangannya udah agak tua, jadi mereka ini menikah di usai yang sudah agak tua," kata Adi.
"Setelah menikah istrinya diajak tinggal di sini, sekitar lima tahun lalu kira kira mereka sudah berumah tangga," tambahnya. Selama tinggal di lingkungan tempat tinggalnya, keduapasutriini memang dikenal tertutup dan jarang bergaul. Hal ini disebabkan kesibukan pekerjaan sang istri yang diketahui bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di salah satu instansi pemerintahan.
"Kalau pak Karyadi dia semenjak tinggal di sini emang dikenal pendiam, dia jarang ikut kalau ada kegiatan kegiatan warga, cuma ya saya kenal dia orang baik," ucap Adi. Karyadi menurut sepengetahuannya, pernah bekerja di salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang pinjaman dan perkreditan. Tetapi, tidak lama setelah menikah ia justru tidak lagi bekerja. Adi tidak tahu persis mengapa tetangganya itu keluar dari pekerjaannya.
"Saya enggak tahu pasti, mungkin dia resign (mengundurkan diri) karena kalau diliat dari umur kayanya belum masuk pensiun," ucapnya. Sang istri kemudian sejak beberapa tahun terakhir menjadi tulang punggung keluarga, aktivitas sehari hari Karyadi dihabiskan kebutuhan rumah. "Mereka hidup berdua aja, belum dikaruniai anak, nah pas dia (suaminya) enggak kerja dia lebih sering di rumah, kalau apa apa ke warung pasti suaminya," tegas dia.
"Kalau istrinya jarang keliatan (di lingkungan tempat tinggal) karena masih aktif kerja kadang pulang sore atau malam," tegasnya. Meski dikenal pendiam, Karyadi di mata para tetangga tetap menjadi sosok yang bisa dibilang ramah. Dia kata Adi, ketika keluar rumah lalu berpapasan dengan tetangga tidak segan untuk menyapa.
"Emang jarang aktif di lingkungan tapi kalau ketemu papasan pasti sapa duluan, makannya selama ini kita kenal baik baik aja," katanya. Pasangan suami istri (pasutri), Karyadi (55) dan Cristy Handayani (43) sempat terlihat akur membeli gorengan sebelum malam hari bertengkar hebat hingga ditemukan tewas. Hal ini diungkapkan tetangga depan rumah bernama Langgeng (22), dia mengatakan, Karyadi dan Cristy terlihat keluar pada sore hari hari berboncengan sepeda motor.
"Pas sorenya masih keliatan beli gorengan berdua, tapi pas magrib udah berisik banget, istrinya nangis teriak teriak kata kata kasar," ungkapnya. Langgeng menjelaskan, malam itu tangisan keras dari istrinya terdengar jelas hingga ke rumahnya. "Kedengeran suaranya (nangis) kenceng, emang sering berantem," jelasnya.
Pasutri Karyadi dan Cristy tinggal hanya berdua, kegiatan sang istri sehari hari banyak dihabiskan dengan aktivitas bekerja, sedangkan sang suami lebih banyak berdian di dalam rumah. Kecurigaan warga muncul ketika pada Senin, (27/4/2020) siang, lampu teras yang biasanya sudah mati waktu itu masih menyala, ditambah posisi pintu depan yang terlihat setengah terbuka. "Karena biasanya dia abis magrib aja udah rapet (pintu rumahnya), lampu juga pasti abis subuh udah pada dimatiin, curiga warga sini dipanggilin terus enggak nyaut nyaut," tuturnya.
Sebagai tetangga dekat, Langgeng mengakuipasutriKaryadi dan Cristy memang tidak begitu akrab dengan warga sekitar. "Enggak tertutup dia orangnya, enggak ada yang begitu deket keluar paling enggak jauh kaya tibang ke warung enggak gaul," terangnya. Kapolres MetroBekasiKota Kombes Pol Wijonarko mengatakan, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pihaknya, penyebab kematianpasutriini masig masing akibat kehabisan nafas dan serangan jantung.
"Dari hasil olah TKP (tempat kejadian perkara) ditemukan bantal yang sudah bersimbah darah, di duga istrinya di bekap menggunakan bantal hingga tidak bernyawa (oleh sang suami)," kata Wijonarko, Selasa, (28/4/2020). Kemudian, setelah menghabisi nyawa istrinya, sang suami rupanya mengalami serangan jantung akibat kalap. "Setelah meninggal, tidak jauh dari mayat istrinya, di temukan korban yang merupakan suami dari istri tersebut, memang suami mempunyai riwayat penyakit jantung," ucapnya.
"Kemungkinan suaminya kelelahan (usai membekap istrinya) dan meninggal tiga meter dari jasad istrinya," tambahnya. Adapun motif dari peristiwa ini kata Wijonarko, diduga masalah rumah tangga yang sudah memburuk sejak beberapa tahun terakhir. "Dari informasi sementara kita mendapatkan keterangan kedua korban sering cekcok dan sebelum kejadian tersebut adanya keributan yang besar," kata Wijonarko.
Sebelumnya diberitakan,pasutridi KotaBekasiditemukan tewas di rumahnya Kampung Pedurenan, RT01/07, Kelurahan Jatiluhur, KecamatanJatiasih, Senin, (27/4/2020). Kasubbag Humas Polres MetroBekasiKota Kompol Erna Ruswing Andari mengatakan, penemuan jasadpasutriini pertama kali diketahui warga sekitar sekira pukul 12.30 WIB. "Saksi melihat pintu ruang tamu terbuka dan melihat lampu teras menyala padahal sudah siang hari," kata Erna saat dikonfirmasi.
Erna mejelaskan, saksi selanjutnya mencoba memanggil dari luar namun tidak mendapatkan respon. Ia lalu mencoba melapor ke ketua RT dan Linmas setempat. "Kemudian mereka bersama sama melihat ke dalam rumah dan menemukan kedua pasangan suami istri tersebut sudah dalam keadaan tidak bernyawa," jelasnya. Jasad suami ditemukan di ruang dapur dengan kondisi tergeletak di atas lantai, sedangkan jasad istri ditemukan dalam keadaan terlentang di atas lantai di ruang tamu.