Lionel Messi dapat dikatakan mampu tampil luar biasa dalam kompetisi Liga Spanyol musim 2019/2020. Koleksi 20 gol dan 20 assist yang telah ia ciptakan menjadi bukti betapa hebatnya peran Messi bagi Barcelona pada musim ini. Catatan tersebut juga membuat Messi menjadi pemain kedua dalam sejarah 5 Liga top Eropa yang mampu mengoleksi 20 gol dan 20 assist dalam semusim.
Permain pertama yang mampu mencatatkan istimewa tersebut yakni legenda Arsenal, Thierry Henry. Kala itu, Henry mampu menorehkan catatan 24 gol dan 20 assist bersama Arsenal pada musim 2002/2003. Hanya saja ternyata dibalik kegemilangan performa luar biasa dari Messi tersebut ada sebuah kenyataan pahit yang harus diterima Barcelona.
Meskipun Messi terbiasa memenangkan kompetisi Liga Spanyol (10 kali dalam 15 tahun karirnya). Kesempatan Messi untuk membawa Barcelona untuk mengakhiri musim ini dengan torehan gelar juara Liga Spanyol terancam gagal. Hal ini dikarenakan Barcelona masih menduduki posisi kedua klasemen sementara Liga Spanyol.
Koleksi 79 poin yang dimiliki Barcelona masih terpaut satu poin dari Real Madrid selaku pemuncak klasemen. Jarak tersebut masih berpeluang melebar kembali seandainya Real Madrid mampu memetik kemenangan pada pada pekan 35. Kompetisi Liga Spanyol yang masih menyisakan tiga laga lagi akan membuat asa Barcelona untuk menyalip Real Madrid terasa sulit.
Jika Barcelona mampu meraih kemenangan dalam laga sisa, hal itu tidak akan berguna seandainya Real Madrid juga melakukan hal yang sama. Hingga pada akhirnya, Messi dan Barcelonaberpeluang gagal mencetak hattrick Liga Spanyol pada musim 2019/2020. Jika hal itu terjadi maka bisa dipastikan luka lama Messi bersama Barcelona pada musim 2011/2012 akan terulang kembali.
Sebagaimana kita kenal bahwa musim 2011/2012 menjadi ajang pertunjukkan hebat Messi di atas lapangan hijau. Kala itu, Messi mampu mencetak 73 gol di semua kompetisi (50 gol di Liga Spanyol). Hanya saja, di balik catatan 50 gol yang ia ciptakan bersama Barcelona di liga domestik.
Ternyata Messi gagal membawa Barcelona mendulang gelar juara Liga Spanyol pada musim tersebut. Hal ini dikarenakan performa luar biasa Messi ternyata tidak diiringi dengan penampilan konsisten dari Barcelona sendiri. Barcelona harus rela ketika melihat rival abadinya yakni Real Madrid yang berhak mengangkat gelar liga Spanyol musim tersebut.
Real Madrid yang saat itu ditangani Real Madrid mampu mendulang gelar juara setelah mengakhiri musim di peringkat teratas klasemen. Musim 2011/2012, Real Madrid mampu mengoleksi 100 poin, unggul atas Barcelona yang menduduki runner up. Catatan poin tersebut juga membuat Real Madrid mencetak rekor dengan poin terbanyak dalam satu musim.
Selain itu, Real Madrid juga mampu mencetak rekor sebagai tim paling produktif dengan gelontoran 121 gol dalam satu musim saja. Alhasil, Barcelona gagal mencetak hattrick Liga Spanyol pada musim 2011/2012. Begitulah sepak bola dimana olahraga tersebut merupakan sebuah permainan tim yang tidak hanya bisa mengandalkan stau pemain saja.
Sebagaimana ketika Messi gagal membawa Barcelona meraih gelar juara musim 2011/2012. Karena saat itu Barcelona terlalu bergantung kepada Eric Abidal dalam mengawal pertahanan. Mereka juga bertumpu pada David Villa untuk mencetak gol pada musim tersebut.
Ketika keduanya diterpa badai cedera, Barcelona terlihat kacau sehingga banyak poin hilang yang harus direlakan dan Real Madrid akhirnya bisa menisbatkan diri sebagai juara. Masalah yang sama ternyata dialami oleh Barcelona musim ini yang tercatat sudah berganti pelatih sebanyak satu kali. Kondisi internal tim yang beberapa kali memanas membuat laju Barcelona meraih hattrick gelar juara Liga Spanyol pun terancam gagal.
Alhasil, dibalik kegemilangan Messi musim ini ternyata Barcelona berpeluang mengukir luka lama musim 2011/2012.