KWI: Orang Muda Akan Jadi Pemeran Utama Dalam New Normal

Ketua Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Monsignor (Mgr) Pius Riana Prabdi, menilai orang muda sangat siap menghadapi tantangan pandemi Covid 19 dan bersiap menyambut 'habitus baru' atau 'new normal' pascapandemi. "Orang muda adalah orang yang paling siap. Karena orang muda, kita punya hati untuk orang lain," ujar Mgr Pius dalam Webinar: Siapkah Orang Muda Katolik (OMK) dengan New Normal?," pada Senin (1/6/2020). Bahkan menurut Uskup Keuskupan Ketapang itu, orang muda menjadi pemeran utama dalam habitus baru atau new normal.

Dia menjelaskan, Tuhan selalu memakai orang muda dalam karya Nya. Bahkan Tuhan tidak menunggu orang muda untuk menjadi sempurna terlebih dahulu. "Karena kemudaan adalah orang yang punya hati untu mengasihi. Habitus baru hanya dapat dibangun oleh orang yang punya hati. Yakni hati yang mudah tergerak untuk mengasihi," paparnya. Karena itu, dia tegaskan, habitus baru hanya bisa dibangun oleh orang yang mempunyai hati.

"Untuk itu masa pandemi ini membuat kita harus berefleksi 'apakah aku telah berbuat terhadap diriku, Gereja dan warga dunia dengan hati yang tulus?'" ucapnya. Dia tegaskan pula, orang muda adalah masa kini. Karena orang muda itu, dia mejelaskan, hatinya tergerak untuk Gereja. Hal itu terlihat dari kerinduan atau 'kangennya' orang muda untuk bisa kembali beribadah dan melakukan kegiatan bersama di Gereja di tengah pandemi ini.

"Ingat orang muda adalah masa kini dan masa depan Gereja," jelasnya. Orang muda juga menurut dia, punya kemampuan membangun jejaring atau membangun komunitas. "Hanya dengan solid dan solider habituas baru itu akan mampu bermakna bagi sesama," jelasnya.

Selain juga, Indonesia memiliki bonus demograsi yang sangat luar biasa pada 2045, yakni 60 persen penduduk Indonesia berusia di bawah 30 tahun. "Dengan catatan orang muda sungguh sungguh hidup sehat, terdidik, terampil dan militan," jelas Uskup Pius. Catatan berikutnya agar bonus demografi ini tidak sia sia adalah pentingnya ketersediaan lapangan pekerjaan, menurut Uskup Pius.

Untuk itu perlu orang muda yang sungguh memiliki kreativitas untuk bekerja. "Bukan hanya di sektor riil atau offline. Tapi perlu sungguh sungguh ada kesempatan besar terbuka untuk orang muda dalam bidang bindang digital dan yang memerlukan teknologi," jelasnya. Kemudian adalah keterlibatan kaum perempuan. Menurut dia, ini akan menentukan perkembangan juga yang akan semakin baik.

Selanjutnya, imbuh dia, perlunya penanaman nilai nilai yanga ada dalam kearifan lokal, seperti gotong royong, yang begitu luar biasa mengakar dalam diri masyarakat Indonesia.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *